Jumat, 17 Februari 2017

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN SEKTOR PERTANIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Ini artinya sebagian besar penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani dan perekonomian negara juga bergantung banyak pada sektor pertanian. Hal ini karena beragamnya sumber daya alam yang ada di Indonesia  dan banyaknya lahan yang dapat dimanfaatkan. Dan di negara agraris penduduk yang bekerja di bidang pertanian memberikan kontribusi yang besar untuk negara.
   1.2 Rumusan Masalah
Sayangnya akhir – akhir ini sudah banyak yang menilai Indonesia tidak lagi agraris. Banyak penduduknya yang dulu bekerja di sektor pertanian pindah ke sektor lain. Terlebih lagi dari sisi kemandirian pangan Indonesia tidak bisa memenuhi, bahkan impor merajalela untuk sebagian komoditas. Sebab sebagian orang memandang swasembada pangan perperan dalam menentukan keagrarisan Indonesia.

    1.3 Batasan Masalah
Mengingat jika menurunnya sektor pertanian yang ada di Indonesia juga karena semakin sedikitnya lahan pertanian yang beralih menjadi bangunan maupun lahan yang rusak karena bencana alam. Maka perencanaan berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) atau sistem komputer yang berguna untuk pemetaan data keruangan dan pemetaan obyek di muka bumi, dapat dilakukan sebagai perencanaan dan pengolahan lahan.

II. PEMBAHASAN
   2.1 MANFAAT SIG PADA PERTANIAN
Dalam sektor pertanian, SIG bisa digunakan untuk membantu mengelola bidang pertanian dan perkebunan. Mulai dari pengaturan kawasan yang sesuai untuk tanaman dan pepohonan (lahan potensial atau lahan kritis, masih baik atau sudah rusak, cocok untuk pertanian atau perkebunan, pemanfaatan secara maksimal yang cocok), pengaturan saluran air, memperkirakan masa panen untuk selanjutnya merotasi dengan tanaman lain yang cocok, memperhitungkan kerusakan yang mungkin terjadi, menganalisa cara yang tepat dalam pembibitan, penanaman hingga teknik pemanenan yang tepat.

Selain itu SIG juga dapat digunakan untuk menentukan proses mulai dari pengolahan tanah, proses pembibitan, proses penanaman, proses pemanenan dan pencegahan hama karena banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam sektor pertanian dan perkebunan.

Pemantauan dan pengendalian sistem irigrasi yang meliputi efektifitas aliran air, kapasitas, dan juga distribusi air dapat dibantu dengan SIG. Pengaturan sistem irigrasi ini yang selama ini banyak membuat gagal panen sebab kurang terencana dan kurang terkendali.
   2.2 Cara Memanfaatkan SIG
Upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mewujudkan manfaat yang diharapkan antara lain, perumusan / penetapan rencana strategi pengembangan pertanian, prediksi luas panen dan produksi pertanian, monitoring perubahan manfaat lahan pertanian, penetapan daerah komoditas untuk produk unggulan, evaluasi terhadap sumberdaya hasil lahan pertanian, pengaturan pembuatan jalur transportasi pengangkut hasil pertanian antar daerah, analisis terhadap pemasaran sarana angkutan hasil pertanian, dan membantu analisis spasial penelitian pertanian.

Dalam melakukan upaya-upaya tersebut diperlukan beberapa komponen untuk menggunakan SIG, yakni, 
  1. Hardware (perangkat keras), dapat berupa komputer (PC) atau laptop
  2. Software (perangkat lunak), dalam bentuk Arcview, Map info, Arcgis, Quantum GIS
  3. Data
  4. Metode
  5. Persoon (Pengguna / pengoperasi sistem)
   2.3 SIG dan Cabang Ilmu Pertanian
Dalam pertanian memiliki empat cabang keilmuan didalamnya, antara lain agronomi atau budidaya pertanian, Hama Penyakit Tanaman (HPT), ilmu tanah, dan sosial ekonomi (SOSEK). SIG juga bisa digunakan dalam keempat bidang tersebut, sehingga tidak hanya pertanian secara umum yang meliputi perkebunan, peikanan, peternakan, dan tata guna lahan saja.

Di bidang agronomi atau budidaya pertanian, SIG dapat digunakan untuk mengetahui lahan mana yang cocok untuk ditanami tanaman jenis tertentu seperti lahan mana yang cocok untuk ditanami tebu, lahan mana yang cocok untuk di tanami sengon, dan sebagainya. Sehingga tidak perlu lagi bingung karena cukup melihat dalam peta lahan daerah tersebut berpotensial untuk apa atau lahan mana yang berpotensial untuk tanaman tertentu.

Di bidang Hama Penyakit Tanaman (HPT), pengaplikasian SIG dapat digunakan untuk mengetahui sebaran hama di daerah tertentu sehingga kita dapat menganalisa langkah selanjutnya untuk mengatasi hama sekitaran daerah tersebut sebelum melakukan penanaman guna menghindari atau memperkecil kemungkinan kerusakan akibat hama nantinya.

Di bidang Ilmu Tanah, dalam pertanian ilmu tanah berfungsi untuk mengenali karakteristik lahan, kemampuan lahan, dan langkah pengolahan terhadap lahan. Pemanfaatan SIG dapat membantu dalam melakukan evaluasi lahan. Mungkin lahan tersebut rawan banjir dan erosi, atau bagaimana kemampuan suatu wilayah, apakah lahan tersebut seharusnya digunakan untuk hutan lindung atau cocok untuk lahan pertanian bahkan sebagai tempat irigrasi.

Di bidang sosial ekonomi, penggunaan SIG dapat dimanfaatkan untuk mengetahui ekonomi suatu daerah. Apakah termasuk daerah dengan ekonomi lemah atau tidak. Sehingga dapat membantu memprediksi hasil dari sumberdaya pertanian. Biasanya dengan membagi kuisioner terhadap masyarakat sekitar untuk memperoleh data yang selanjutnya diolah untuk pemetaan.
   2.4 Kelebihan SIG
Penggunaan SIG di bidang pertanian tidak hanya berlandaskan dasar dari manfaat yang ada tetapi juga mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari SIG itu sendiri. Kelebihan dari SIG antara lain,
  1. Tidak memerlukan ruangan yang besar, dalam kata lain penggunaan SIG dapat menghemat tempat
  2. Akses informasi cepat dan mudah, artinya selain menghemat tempat SIG juga menghemat waktu dan tidak rumit
  3. Analisa spasial dan tektual dikerjakan lebih dari satu layer
  4. Sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan pengelolaan data tidak terlalu banyak, sehingga menghemat jumlah pekerja pula
  5.  Data dapat diakses dan dibawa kapan pun dan dimana pun/ SIG tidak terbatas ruang dan waktu
  6. Dapat membuat peta model lingkungan sehingga dapat disesuaikan semirip mungkin dengan objek / lahan aslinya
  7. Analisis alternatif yang potensial
  8. Umumnya SIG yang dikembangkan disesuai dengan kebutuhan pada perusahaan karena karyawan yang ditugasi mengerti kebutuhan perusahaannya dan karyawan juga mengerti kebutuhan sistem di perusahaan
  9. SIG yang dibutuhkan dapat secepatnya direalisasikan dan dapat secepatnya melakukan perbaikan untuk penyempurnakan sistem tersebut
  10. SIG yang dibangun sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan dokumentasi yang disertakan akan lebih sempurna / lengkap
  11. Tidak sulit untuk memodifikasi dan pemeliharaannya (maintenance) terhadap SIG karena proses pengembangannya dapat dilakukan oleh karyawan perusahaan yang bersangkutan
  12. Adanya intensif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk mengembangkan sistem informasi perusahaan terkait
  13. Lebih mudah dilakukan pengawasan (security access) dan keamanan data lebih terjamin karena hanya berkaitan dengan pihak dalam perusahaan
  14. SIG yang dikembangkan bisa diintegrasikan menjadi lebih mudah dan juga lebih baik lagi dibanding sistem yang sudah ada saat ini.
   2.5 Kekurangan SIG
Sedangkan kekurangan dari SIG antara lain,
  1. Karena SIG termasuk sistem informasi dengan teknologi modern maka sumberdaya manusia yang digunakan harus menguasai teknologi komputer
  2. Teknologi yang ada terus berkembang seiring perkembangan zaman sehingga jika tidak mengikuti perkembangan maka jelas akan tertinggal serta karyawan yang dipekerjakan harus selalu mengetahui ilmu terbaru
  3. Biaya yang dikeluarkan relatif mahal karena memang SIG termasuk teknologi modern tetapi seimbang dengan manfaat yang didapat
  4. Penanganan tentang data yang berbentuk 3D buruk, tapi tidak menutup kemungkinan seiring perkembangan teknologi kekurangan ini akan teratasi
  5. Sulit untuk menyajikan data temporal
  6. Format data dan standart file data beragam
  7. Model objek terbatas, masalah ini juga mungkin teratasi dengan semakin berkembangnya teknologi
  8. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai teknologi sehingga cukup sulit mencari karyawan yang mampu mengoperasikan SIG
  9. Pengembangan SIG ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena konsentrasi karyawan tidak dapat fokus dan harus terbagi dengan pekerjaan rutinitas setiap hari sehingga pelaksanaannya jadi kurang efektif dan juga efisien
  10. Perubahan dalam tekonologi informasi terjadi secara cepat dan belum pasti perusahaan mampu beradaptasi secara cepat sehingga membuka peluang teknologi yang digunakan masih kurang canggih (up to date)
  11. Membutuhkan waktu untuk pelatiahan bagi operator dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan
  12. Terjadinya demotivasi pada karyawan yang ditugaskan untuk mengembangkan SIG karena itu bukan wujud core competency pekerjaan mereka
  13. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan kesalahan / resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan (ditanggung sendiri).
III. PENUTUP
Dalam pemanfaatan SIG dapat diukur dari seberapa efektif terhadap sumber daya yang dilibatkannya. Hal ini terkait dengan pengelolaan data informasi yang sebelumnya manual (konvensional) menjadi terkomputerisasi. Sehingga kelebihan dan manfaat dari SIG lebih besar dan tidak sebanding dengan kekurangan yang ada.

1 komentar:

Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Yach !