PERIHAL
MENIKAH
Berapa umur
ideal untuk menikah? 21 atau 23? Mungkin 25 ?
Waduh, berapa
tahun lagi? Yang masih zombielo gimana nih? Auto download TANT*N.
Nikah adalah
bersatu atau bersetubuh. Menjadi satu tubuh, mirip sambung pucuk gitu?
Bener se-sederhana itu? Absolutely
no. Bukan hanya perihal bersetubuh dengan menyalurkan pada pasangan sah.
Bukan hanya perihal I love you and you
too. Bukan perihal butuh-butuhan apalagi perihal melihat mantan nikah
duluan.
Yakin deh kalo emang niatnya gegara itu aja, banyak orang yang
menyesal nikah. Banyak orang yang memilih lebih baik sendiri menahan segala
rasa dan nafsunya dibanding repot mengurus proses menikah yang ribet ( re:
dibuat ribet sendiri) apalagi setelahnya dan ujung-ujungnya bosen sama si
pasangan sah-nya. Logikanya sih, buat apa nikah kalo sendiri aja udah bahagia,
damai, tentram dan mampu memenuhi segala kebutuhan sendiri.
Menikah itu suatu fase hidup untuk menambah tanggung jawab baru dan
juga kesiapan berbagi rasa. Artinya, menikah
itu suatu bentuk perjuangan baru karena sudah siap berbagi bukan karena lari
dari tantangan hidup. “Skripsiku susah banget, langsung nikah aja please”. Wah
gila, di kira nikah perjuangannya cuma empat tahun. Menikah berarti siap
berjihad, belajar, saling merasa seumur hidup. That’s why, menikah itu bagi yang sudah siap merasa dan mampu
bertanggung jawab dengan pasangan. Disebut kehidupan baru karena nggak cuma
mikirin diri sendiri atau keluarga sendiri lagi, tapi pasangan dan keluarga
pasangan. Soal menahan nafsu, itu juga jihad seumur hidup tapi menikah karena
sulit menahan nafsu birahi bukan tidak mungkin untuk sulit menahan nafsu lain
yang lebih berat setelah menikah. Selain itu, bukannya terlalu hina jika
pernikahan diniati hanya untuk menghindari zina? Se-hewan itukah manusia.
Beda lagi sama pacaran. Pacaran itu kayak miniatur
pernikahan dengan komitmen yang masih rapuh (apalagi yang tanpa status. Hiyahiyahiya).
Tapi cukup efektif untuk menjadi media belajar anak tentang pernikahan. Dengan pengawasan
orang tua, pacaran dapat menjadi media efektif karena dapat memberi pengalaman
tentang arti kasmaran, serta pemahaman batas laki-laki perempuan selain keluarga.
Tapi pacaran itu untuk anak-anak yang masih dalam pengawasan orang tua. Jadi kamu?
Pernikahan itu kayaknya berat
ya? Niat berkomitmennya
yang berat. Seperti
ibadah sholat dan dzikir, ada berat dan nikmatnya, berpasangan. Beratnya ada di malas dalam melakukan, kalau sudah dilakukan ya pasti ada
nikmatnya. Menikah itu berjuang, yang awalnya sudah puas dengan diri
sendiri, tentram
dan damai tapi setelah menikah bisa tetap memperjuangkan untuk sakinah? Nikmatnya menikah bukan melulu
soal nafsu tapi tentang ketentraman karena saling lemah lembut dan memahami
sampai nanti di surga.
Sekali lagi, menikah bukan untuk seseorang yang masih ingin bermain.
Menikah juga bukan lagi soal umur yang ideal. Menikah bukan lagi menghindari
zina apalagi memperbanyak keturunan (over
population bro). Menikah menjadi kesiapan seseorang dalam memulai fase
perjuangan baru dalam belajar kehidupan dunia akhirat dengan orang lain yang
menjadi belahan jiwa, terpilih untuk berbagi rasa secara personal. Belahan jiwa
disepakati dalam kata mawaddah yang artinya energi cinta khusus lelaki ke
perempuannya dan sebaliknya karena telah menjadi satu, nikah. Jadi, tujuan
nikah? Berbagi rasa secara personal yang bernilai. Yash.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Yach !