Sabtu, 29 Desember 2018

nikah?






PERIHAL MENIKAH

Berapa umur ideal untuk menikah? 21 atau 23? Mungkin 25 ?

Waduh, berapa tahun lagi? Yang masih zombielo gimana nih? Auto download TANT*N.

Nikah adalah bersatu atau bersetubuh. Menjadi satu tubuh, mirip sambung pucuk gitu? 

Bener se-sederhana itu? Absolutely no. Bukan hanya perihal bersetubuh dengan menyalurkan pada pasangan sah. Bukan hanya perihal I love you and you too. Bukan perihal butuh-butuhan apalagi perihal melihat mantan nikah duluan. 

Yakin deh kalo emang niatnya gegara itu aja, banyak orang yang menyesal nikah. Banyak orang yang memilih lebih baik sendiri menahan segala rasa dan nafsunya dibanding repot mengurus proses menikah yang ribet ( re: dibuat ribet sendiri) apalagi setelahnya dan ujung-ujungnya bosen sama si pasangan sah-nya. Logikanya sih, buat apa nikah kalo sendiri aja udah bahagia, damai, tentram dan mampu memenuhi segala kebutuhan sendiri. 

Menikah itu suatu fase hidup untuk menambah tanggung jawab baru dan juga kesiapan berbagi rasa.  Artinya, menikah itu suatu bentuk perjuangan baru karena sudah siap berbagi bukan karena lari dari tantangan hidup. “Skripsiku susah banget, langsung nikah aja please”. Wah gila, di kira nikah perjuangannya cuma empat tahun. Menikah berarti siap berjihad, belajar, saling merasa seumur hidup. That’s why, menikah itu bagi yang sudah siap merasa dan mampu bertanggung jawab dengan pasangan. Disebut kehidupan baru karena nggak cuma mikirin diri sendiri atau keluarga sendiri lagi, tapi pasangan dan keluarga pasangan. Soal menahan nafsu, itu juga jihad seumur hidup tapi menikah karena sulit menahan nafsu birahi bukan tidak mungkin untuk sulit menahan nafsu lain yang lebih berat setelah menikah. Selain itu, bukannya terlalu hina jika pernikahan diniati hanya untuk menghindari zina? Se-hewan itukah manusia.

Beda lagi sama pacaran. Pacaran itu kayak miniatur pernikahan dengan komitmen yang masih rapuh (apalagi yang tanpa status. Hiyahiyahiya). Tapi cukup efektif untuk menjadi media belajar anak tentang pernikahan. Dengan pengawasan orang tua, pacaran dapat menjadi media efektif karena dapat memberi pengalaman tentang arti kasmaran, serta pemahaman batas laki-laki perempuan selain keluarga. Tapi pacaran itu untuk anak-anak yang masih dalam pengawasan orang tua. Jadi kamu?

Pernikahan itu kayaknya berat ya? Niat berkomitmennya yang berat. Seperti ibadah sholat dan dzikir, ada berat dan nikmatnya, berpasangan. Beratnya ada di malas dalam melakukan, kalau sudah dilakukan ya pasti ada nikmatnya. Menikah itu berjuang, yang awalnya sudah puas dengan diri sendiri, tentram dan damai tapi setelah menikah bisa tetap memperjuangkan untuk sakinah? Nikmatnya menikah bukan melulu soal nafsu tapi tentang ketentraman karena saling lemah lembut dan memahami sampai nanti di surga. 

Sekali lagi, menikah bukan untuk seseorang yang masih ingin bermain. Menikah juga bukan lagi soal umur yang ideal. Menikah bukan lagi menghindari zina apalagi memperbanyak keturunan (over population bro). Menikah menjadi kesiapan seseorang dalam memulai fase perjuangan baru dalam belajar kehidupan dunia akhirat dengan orang lain yang menjadi belahan jiwa, terpilih untuk berbagi rasa secara personal. Belahan jiwa disepakati dalam kata mawaddah yang artinya energi cinta khusus lelaki ke perempuannya dan sebaliknya karena telah menjadi satu, nikah. Jadi, tujuan nikah? Berbagi rasa secara personal yang bernilai. Yash.